Kalangan pengusaha biofuel di dalam negeri turut meringankan beban masyarakat yang terdampak COVID-19 dengan menyalurkan bantuan nasi kotak selama Ramadan tahun ini.

Operasional industri Sawit nasional dipastikan terus berjalan di tengah penyebaran COVID-19 sehingga kebutuhan sawit untuk pasar domestik dan ekspor tetap tersedia.

Mungkin banyak yang belum menyadari jika pohon kelapa sawit yang sudah mati masih bisa mendatangkan manfaat ekonomi yang besar. Pohon yang sudah dianggap tidak berguna itu jika diolah sedemikian rupa mampu menghasilkan produk yang layak ekspor.

Daya saing produk sawit di pasar dunia diprediksi akan meningkat di tengah penurunan kinerja ekonomi global akibat pandemi COVID-19. Hal ini dimungkinkan mengingat daya tahan ekonomi masyarakat tengah menurun sehingga masyarakat beralih menggunakan produk yang lebih murah, salah satunya beralih menggunakan minyak sawit.

Pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di sejumlah daerah tetap berlangsung di tengah pandemi COVID-19, dengan memperhatikan protokol kesehatan dan tanpa melibatkan kerumunan massa.

Untuk mendukung upaya penanggulangan penyebaran COVID-19, kalangan pengusaha kelapa sawit kembali menyalurkan bantuan perlengkapan sanitasi untuk digunakan kalangan perkebunan.

Politeknik Kampar, Riau memproduksi hand sanitizer untuk dibagikan gratis kepada warga dalam rangka pencegahan penyebaran COVID-19.

Pemerintah menyiapkan strategi ekspor sawit dengan mengarahkan tujuan ekspor ke sejumlah negara lain sebagai antisipasi menurunnya permintaan, khususnya dari China, akibat terdampak pandemic COVID-19.

OPERASIONAL perkebunan sawit dan pengolahan crude palm oil (CPO) selalu menyisakan biomassa yang sering juga disebut sebagai limbah industri sawit. Keberadaan biomassa ini acap kali menjadi masalah kalau dibuang atau dibiarkan begitu saja.